Hari itu, Minggu, 19 July 2015.
Pertama kalinya aku bertemu dengannya (lagi), setelah pertemuan sebelumnya kala itu yang tak pernah aku sangka-sangka.
Sudah lama, waktu itu 2012, pertemuan awal yang tidak sama sekali memberikan kesan indah bagiku.
Namun baginya, perjumpaan kala itu, Ina yang indah :)
Sudah tiga tahun berkelang, sejak 2012 hingga 2015, aku tidak pernah sama sekali bertatapan mata secara langsung dengannya, hanya via SMS dan Blackberry Messenger, itupun jika ada hal penting yang harus aku tanyakan padanya, jika tidak, tidak pernah ada pula komunikasi diantara kita. Yaa, memang seringkali ia menanyakan kabar, tapi tak kuhiraukan.
Hanya berbalas komentar jika salah satu diantara kita mengganti Display Picture BBM, komentar-komentar yang, yaa, hanya jokes-jokes ringan dan kadang terkesan garing, lebih sering tak kuhiraukan dan kuanggap angin lalu.
Aku dan dia sempat tidak berkomunikasi, tak tahu kabar, dan, aku sempat melupakannya.
Akupun tak ingat, bagaimana awal tersambungnya kembali komunikasi yang sempat terputus itu.
Hanya saja yang aku ingat, pada hari itu, 7 bulan yang lalu, ia datang untukku, tersenyum, dan untuk pertama kalinya aku menatap dalam kedua buah bola matanya :)
Aku hanya menganggap kedatangannya kala itu adalah untuk silaturahmi saja, tak lebih dan akupun mengganggap itu biasa saja.
Namun lain baginya, kedatangannya kala itu adalah awal baginya untuk menggapai cinta yang Allah ridhoi.
Bagaimana tidak, dengan berani-beraninya ia datang menemui kedua orang tuaku, bercerita awal pertama bertemu, tertawa membagi kisahnya dengan orang tuaku, mengungkapkan ketertarikannya padaku, dan aku hanya menganggap itu biasa saja.
Karena aku takut, aku takut bekas luka yang masih sangat basah akan semakin terkoyak dan semakin pedih aku rasakan jika ungkapan ketertarikannya padaku aku terima dan aku balas secepat itu.
Namun aku lupa akan satu hal, satu hal yang bahkan aku tak mampu dengan cara apa aku dapat mengungkapkan betapa aku mengagumi keagunganNya, kebesaranNya, dan keesaanNya.
Allah yang Maha Memiliki Hati ini.
Allah yang Maha Menggerakkan Hati ini.
Allah yang Maha Berkuasa atas hati ini.
Aku bisa apa?
Terus saja menangisi luka yang terobek itu tanpa berjalan kearah depan?
Atau aku harus terus saja membiarkannya dan membuatnya menunggu lagi padahal itu adalah benar jalan yang Allah tunjukkan!
Kubiarkan Allah mengatur segalanya.
Kubiarkan skenario Allah yang berkuasa, bukan lagi menuruti apa yang menjadi mauku dan maunya.
Aku menunggu khitbahmu.
Kalimat yang sempat tersirat dihatiku kala itu.
Kubuang jauh keinginan itu akan kalimat yang tak mungkin aku ungkapkan padanya.
Namun tak perlu waktu lama baginya untuk menjawab perkataanku.
Karena ia siap, kapanpun aku siap.
Sabtu, 3 Oktober 2015.
Khitbah terlaksana, sederhana, dan terkesan biasa saja.
Hanya ada keluargaku dan keluarganya, juga beberapa kenalan orang tuaku dilingkunganku, namun khidmat :)
Dan aku masih belum percaya ini nyata.
Allah menyusun segalanya begitu indah.
Allah memberikan segalanya disaat dan diwaktu yang tepat, tak pernah lambat apa lagi telat.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tak pernah sekalipun ada kedustaan akan nikmat yang selalu Ia beri.
Ia beri disaat yang tepat.
Tak pernah melesat.
Dan kini, hari menuju penyatuan hati dihadapan wali dan penghulu akan segera tiba.
Yang membuatku semakin susah terlelap kala malam adalah karena hari itu, hari dimana Allahpun ikut menyaksikan saat ijab qabul terucap, dan malaikat mencatat.
Permudahkanlah, lancarkanlah, Yaa Rabbi..
Seperti apakah kau jemput jodohmu?
Dengan cara apakah kau datang menghampirinya?
Dengan cara yang Allah ridhoi?
Atau dengan cara yang Allah murkai?
Itu pilihanmu.
Allah memberikan opsi yang paling baik dan terbaik untuk menjemput jodoh.
Dan tidak pernah sekalipun Allah menyesatkanmu untuk menuju ke jalan yang benar.
Hanya saja, manusia kadang tak peka, menuruti nafsu yang menggebu dalam dirinya.
Manusia kadang tak yakin, Allahlah yang menunjukkan jalan, ihdinasyiratal mustaqim.
Yang perlu kalian ingat adalah,
You will never find true love, until you first learn to love Allah.
You'll never find the right person if you don't let go of the wrong one.
Allah knows what is the best for you and when it's best for you to have it.
If something is destined for you, never in million years it will be for somebody else.
Dan benar saja,
Kata-kata yang selalu aku ingat didalam hati dan kepala adalah bahwa daun jatuhpun sudah diatur oleh Allah, apalagi keinginan yang dimiliki manusia, kenyataan yang dihadapi, perjumpaan dengan orang-orang tertentu, perasaan yang begitu tak menentu, semangat yang naik turun.
Allah selalu punya maksud dibalik itu semua.
No coincidence happens in this world, everything happens for a reasons.
Trust, Allah is the best planner..
Ingin seperti apakah jodohmu, lihat dirimu.
Ingin menjadi apakah kamu dimasa depan, lihat pribadi dalammu, lihat hatimu, bersihkah?
Tak pernah ada satu manusiapun yg bersih dari dosa-dosa.
Apa yang seharusnya kita lakukan?
Muhasabah, perbaiki niat, istiqomah, maka jalannya mudah..
Tak perlu kau risaukan jodohmu.
Allah sudah menuliskannya jauh sebelum kau ada.
Percaya akan Qada dan Qadar-Nya.
Ikuti SunnahNya.
Tinggalkan apa yang Allah tak sukai.
Maka jalanmu menuju JannahNya, semakin dekat :)